background:#fff; margin:0; padding:0; font:x-small Georgia,Serif; color:#000; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; }

JAM PIRA DELOK KIYE

Blogger Login Form

Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!


Widget edited by Anang

Rabu, 05 November 2008

BADAK


CEGAH SATWA PUNAH - Kalau di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia, ada badak Jawa bercula satu (Rhinoceros sondaicus), di India juga mempunyai badak yang memiliki cula tunggal di kepalanya, namanya badak India atau Rhinoceros unicornis.

Bedanya, badak India bertubuh lebih besar ketimbang badak Jawa. Itu sebabnya badak India termasuk salah satu mamalia terbesar di daratan. Pejantannya memiliki panjang tubuh 3,5 meter dengan bobot 2.200 kilogram. Sementara itu, badak Jawa merupakan spesies badak kedua terkecil dari lima spesies badak yang masih tersisa sampai saat ini. Panjang tubuh badak Jawa jantan sekitar 3,2 meter dengan bobot sekitar 1.500-2.000 kilogram.

Selain badak Jawa dan badak India, Asia memiliki satu spesies badak lagi, yakni badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Sedangkan Afrika mempunyai dua spesies badak yang besar, yaitu badak putih (Ceratotherium simum) dan badak hitam (Diceros bicornis).

Kelima spesies badak ini kini terancam punah. Populasinya di habitat asli terus menurun. Badak Jawa misalnya, menurut WWF, hanya tinggal 50-70 ekor saja di Taman Nasional Ujung Kulon dan beberapa ekor di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak-badak ini diburu karena culanya. Konon, cula badak diyakini oleh orang Cina misalnya sebagai obat kuat dan obat demam.

Kemiripan antara satwa badak Jawa dan badak India adalah jumlah culanya yang satu. Sebenarnya, badak Jawa sebelum pertengahan abad ke-19, penyebarannya sampai ke timur Bangladesh, Myanmar, Cina bagian barat daya, Vietnam, Thailand selatan, Laos, Kamboja, Malaysia, Sumatera, dan Jawa. Laporan-laporan awal tentang badak di Asia gagal membedakan antara badak Jawa, badak Sumatera, dan badak India ini karena sangat mirip.

Kini, badak bercula satu dalam kondisi memprihatinkan. Secara alamiah mereka memang sulit berkembang biak. Pemusnahan habitat asli dan perburuan menambah kritisnya populasi mereka yang tersisa di dunia ini.

Tidak ada komentar:

body { background:$bgcolor; margin:0; color:$textcolor; font:x-small Georgia Serif; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; text-align: justify;body { background:$bgcolor; margin:0; color:$textcolor; font:x-small Georgia Serif; font-size/* */:/**/small; font-size: /**/small; text-align: justify;